Pengertian Majas
Majas selalu merupakan paralelisme makna. Dengan bantuan suatu citra, diungkapkan sesuatu yang lain, yaitu suatu gagasan atau pengertian. Ini berlaku, baik bagi majas yang merumuskan paralelisme makna secara tekstual (baik pembanding maupun yang disbanding hadir dalam teks) maupun bagi metapora dalam arti sebenarnya, yang hanya menyebutkan citra (pembanding). Dalam hal terakhir apa yang diacu oleh citra (yang disbanding) harus dibangun oleh pembaca (Luxemburg, 1989: 94).
Majas selalu merupakan paralelisme makna. Dengan bantuan suatu citra, diungkapkan sesuatu yang lain, yaitu suatu gagasan atau pengertian. Ini berlaku, baik bagi majas yang merumuskan paralelisme makna secara tekstual (baik pembanding maupun yang disbanding hadir dalam teks) maupun bagi metapora dalam arti sebenarnya, yang hanya menyebutkan citra (pembanding). Dalam hal terakhir apa yang diacu oleh citra (yang disbanding) harus dibangun oleh pembaca (Luxemburg, 1989: 94).
Majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan.
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
Majas (figure of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keidahan.
Para pembicara dan para penulis yang efektif, benar-benar memanfaatkan bahasa kias atau majas untuk menjelaskan gagasan-gagasan mereka. Sarana retorik klasik telah dimanfaatkan oleh novelis Romawi Cicero dan Suetonicus yang memakai figura dalam pengertian ‘bayangan, gambaran, sindiran, kiasan’.
Majas, kiasan, atau ‘figure of speech’ adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu (Dale (et al); 1971: 220).
Majas atau ‘figurative language’ adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara kalamiah saja (Warriner (et al); 1977: 602).
Majas merupakan retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan ataupun mempengaruhi para penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato.pada masa Yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam majas sangat penting serta harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.