Majas Pertautan
a) Metonimia
Metonimia berasal dari bahasa Yunani meta berarti ‘bertukar’ + onym berarti ‘nama’. Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Dalam metonimia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud barang yang lain (Dale (et al), 1971: 234).
a) Metonimia
Metonimia berasal dari bahasa Yunani meta berarti ‘bertukar’ + onym berarti ‘nama’. Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Dalam metonimia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud barang yang lain (Dale (et al), 1971: 234).
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. Kita dapat 34 menyebutkan pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya ataupun kita menyebut bahannya jika yang kita maksudkan barangnya (Moeliono, 1984: 3).
b) Sinekdoke
Sinekdoke ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya (Moeliono, 1984: 3).
Kata sinekdoke berasal dari bahasa Yunani synekdechesthai (syn ‘dengan’ + ex ‘keluar’ + dechesthei ‘mengambil, menerima’) yang secara kalamiah berarti ‘menyediakan atau memberikan sesuatu kepada apa yang menyatakan sebagian untuk pengganti keseluruhan (Date (et al), 1971: 236).
c) Alusi
Alusi atau kilatan adalah majas yang merujuk secara tidak langsung kesuatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan pada pembaca untuk menangkap pengacuan itu. Misalnya, Apakah peristiwa Madium akan terjadi lagi (kilatan yang mengacu ke pemberontakan kaum komunis). Tidak usah menjadi ‘sidik’ untuk membongkar korupsi itu (kilatan yang merujuk ke peristiwa ketika Menteri Penertiban Aparatur Negara menyamar sebagai orang kebanyakan). (Moeliono, 1984: 3).
d) Eufemisme
Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani euphemizein yang berarti ‘berbicara dengan kata-kata yang jelas dan wajar ‘; yang diturunkan dari eu ‘baik’ + phanai ‘berbicara’. Jadi secara singkat eufemisme berarti ‘pandai berbicara; berbicara baik’. (Dale (et al), 1971: 239).
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan. Misalnya meninggal, bersenggama, tinja, tunakarya. Namun, eufemisme dapat juga dengan mudah melemahkan kekuatan diksi karangan. Misalnya, penyesuaian harga, kemungkinan kekurangan makan, membebastugaskan (Moeliono, 1984: 3-4).
e) Elipsis
Elipsis ialah majas yang di dalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa. Atau dengan kata lain, elipsis adalah penghilangan salah satu unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap (Ducrot & Todorov, 1981: 277).
Penghilangan yang dalam majas elipsis ini dapat berupa:
- Penghilangan subyek
- Penghilangan predikat
- Penghilangan obyek
- Penghilangan keterangan
- Penghilangan subyek, predikat, dan obyek sekaligus.
g) Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian dan urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau beberapa ciri semantik secara umum dan yang diantaranya paling sedikit sati ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif ( Ducrot & Todorov, 1981: 277).